PESAN NATAL GMIH TAHUN 2023

Tabea !

Saudara-saudariku, merayakan natal Yesus, berarti merayakan kasih dan kebaikan Allah yang  berwujud dalam inkarnasi Allah menjadi manusia Yesus. Hal itu dilakukan oleh Allah bukan karena manusia memiliki keistimewaan, keunggulan pada dirinya. Tidak ! Justru manusia ada dalam kejatuhan dalam dosa, yang menyebabkan manusia menjadi seteru Allah. Dalam keberdosaan itulah Allah datang mencari  manusia terhilang itu dengan mengutus Anak yang tunggal, yakni Yesus. Agar manusia berdosa itu menerima anugerah pengampunan  dan keselamatan lewat penebusan yang dilakukan oleh Yesus yang kelahiran-Nya kita peringati saat ini.

Perayaan natal Yesus di tahun 2023 ini, gereja-gereja anggota PGI dan KWI menetapkan tema natal Yesus adalah: “KEMULIAAN BAGI ALLAH DAN DAMAI SEJAHTERA DI BUMI.” Selengkapnya tema ini merupakan nyanyian sukacita dari para malaikat atas kelahiran Juruselamat dunia di kota Daud, yakni Betlehem, sebagaimana tertulis dalam kitab Lukas, “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi, dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya” (Lk 2:14). Sehubungan dengan tema natal yang ada ini, kami menyampaikan beberapa hal berikut sebagai pesan natal Kristus:

  1. Merayakan natal Yesus adalah kesempatan untuk memuliakan dan mengagunggkan nama Tuhan, lewat ibadah dan tindakan sehari-hari kita. Kesempatan untuk  berbagi berkat dengan sesama (diakonia), kesempatan untuk saling memaafkan/mengampuni satu dengan yang lain. Sayangnya  ada segelintir  orang percaya  memandang perayaan natal sebagai kesempatan untuk hidup berhura-hura (mabuk dan pesta pora), suka pamer kekayaan  dan berpura-pura menjadi baik.  Hidup yang tercela seperti itu, bukanlah hidup yang memuliakan Tuhan, melainkan hidup yang memalukan nama Tuhan.
  2. Merayakan natal Yesus, hendaknya mendorong kita selaku orang percaya untuk menerapkan pola hidup sederhana, pola hidup merasa cukup, di tengah dunia yang mengedepankan perilaku dan gaya hidup konsumtif, hedonimse dan konsumerisme. Secara perlahan namun pasti membentuk karakter dan mentalitas serakah, rakus , golojo dengan melahap apa saja yang ada di sekitar kita. Korupsi, mencuri, rusaknya lingkungan, adalah wujud dari sikap dan perilaku yang merasa tidak cukup dengan apa yang dimiliki sekarang. Padahal setiap saat kita berdoa: “Berikanlah kami pada hari ini, makanan kami yang secukupnya.” Jadi sudah seharunya kita merayakan natal Yesus  dalam bentuk-bentuk yang mengedepankan kesederhanaan hidup. Ingat! Yesus tidak lahir dalam dalam kemegahan tapi dalam kesederhanaan.
  3. Merayakan natal Yesus, hendaknya menggerakan kita semua untuk  menjadi agen pembawa damai, di tengah dunia yang diwarnai dengan konflik, kekerasan, perseteruan, permusuhan, kebencian, dendam, iri hati dan lain sebagainya. Sabda Yesus, “Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah”  (Matius 5:9). Damai sejahtera di bumi ini akan benar-benar terwujud, jikalau kita selaku orang percaya menjadikan diri kita sebagai agen pendamai dalam relasi kita dengan sesama (tetangga, keluarga, kerabat, sahabat)  dan dengan alam sekitar kita. Sederhananya, jangan jadikan diri kita sebagai pembuat atau pembawa masalah dalam panggung kehidupan bersama; jangan jadikan diri kita sebagai penyumbang bagi terjadinya kerusakan lingkungan atau pencemaran tanah, air dan udara; jangan membuang sampah dengan sembarangan (terutama sampah plastic).
  4. Merayakan natal Yesus, berarti mengharuskan kita untuk mewujudkan damai dalam hidup bersama. Terkait dengan hal itu, sebagai warga GMIH, pertama-tama harus kita lakukan adalah mewujudkan persatuan GMIH sebagai gereja Tuhan, sebagaimana doa Yesus, “Supaya mereka  semua menjadi satu,… supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku.” (lih. Yohanes 17:21); mari kita dukung upaya-upaya penyatuan yang ada.
  5. Merayakan natal Yesus, di tahun 2023 ini, bertepatan waktu dengan pelaksanaan kampanye Pemilu yang akan diselenggarakan pada  14 Februari tahun 2024. Sebagaimana Surat Pastoral Pemilu yang lalu, kembali kami tegaskan bahwa sebagai warga negara, kita semua terpanggil untuk berpartisipasi dalam hajatan politik ini; tetapi tidak menjadikan gereja sebagai kendaraan politik bagi pemenuhan ambisi kepentingan politik pribadi atau kelompok, yang hanya memecah belah persekutuan jemaat sebagai Tubuh Kristus yang hidup. Atau oleh karena warna politik, maka dengan sengaja kita menciptakan segregasi dalam kehidupan masyarakat, berdasarkan warna suku, warna agama, kelompok gereja dan golongan.
  6. Merayakan natal Yesus, hendaknya mendorong kita selaku orang percaya, untuk  bersyukur dan bersukacita kepada Tuhan dalam segala hal dan dalam setiap musim kehidupan kita; itulah tandanya bahwa kita memuliakan nama Tuhan Allah  yang telah menjadi manusia dalam diri Yesus. Tinggal sesaat lagi kita akan meninggalkan tahun 2023 dan akan memasuki dan mengarungi perjalanan sepanjang tahun 2024 dengan pelbagai tantangan dan dinamikanya tersendiri.  Kita meyakini bahwa Allah dalam Yesus Kristus yang adalah Tuhan dan Juruselamat kita, yang telah menyertai perjalanan kita, akan terus  menyertai dan bersama kita dalam  perjalanan di tahun 2024, sebab Dia adalah Allah Sang Imanuel.  

 Akhirnya atas nama Badan Pekerja Harian Sinode  Gereja Masehi Injili di Halmahera, kami mengucapkan selamat  Natal Yesus Kristus, dan selamat Tahun Baru 2024, Tuhan memberkati, Haleluyah !

Tobelo Tengah, 18 Desember 2023

Postingan Terbaru